Kedengaran satu tangisan dari sebuah bilik . Ternyata suara tangisan itu adalah dari seorang gadis yang berusia 20 tahun itu . Hatinya sakit dan perit bagai dihiris-hiris dengan pisau kerana seorang lelaki yang amat dicintainya . Dia tidak dapat lupakan kejadian itu walaupun setelah 1 bulan berlalu . Hatinya begitu terluka . Danial Adam adalah nama yang masih mekar di hatinya . Dia teringat apabila pertemuan mereka . . . yang terakhir . . .
Kringgg ! Cepat-cepat Emelda menjawab telefon bimbitnya yang berdering .
" Hello , Assalamualaikum Emel . Boleh tak Nial nak jumpa Emel sekejap lagi ? Ada benda penting yang Nial ingin beritahu Emel "
Danial adalah anak tunggal Datin Sufiah dan Datuk Syukry yang kaya .
"Waalaikumussalam , okay . Sekejap lagi Emel tunggu kat taman ya ? "
" Tak apelah , Nial dah ada kat depan rumah Emel " jawab Danial .
Emelda bergegas siap dan keluar .
" Apa yang penting sangat sampai Nial datang ke rumah Emel tadi ? " tanya Emelda ketika sedang berjalan .
" sekejap lagi bila dah sampai di taman , nial ceritakan okay ? "
" Hmm . . . yelah " emelda tidak sabar ingin mendengar cerita Danial itu .
Mereka berjalan mendekati ke sebuah pohon yang redup di taman itu . Disitulah tempat mereka untuk meluahkan perasaan dan menyemai cinta mereka .
" Hmm . . emel , sebenarnya nial sudah mendapat tawaran belajar di luar negara dan mummy dan daddy ingin menjodohkan Nial dengan Zulaikha , anak kawan daddy . Mereka ingin Nial berkahwin dengan zulaikha "
Emelda terkejut
" Hah ? Bukan ke mummy dan daddy dat tahu kita berkawan ?"
" Yea . . . Memang mereka tahu . Tapi mereka fikir kita cuma kawan biasa sahaja "
" Kenapa nial tak beritahu emel awal-awl ?! "
"Bukan Nial tak nak beritahu tapi . . . . " percakapan Danial berhenti disitu .
" Nial dah tak sayangkan emel lagi ! Nah ! Ambil rantai ni , bagi pada Zulaikha ! "
" Emel , dengar dlu pnjelasan nial , nial masih sayangkan emel . Tolong jngan buat Danial macam ni " Danial berkata dengan perasaan sedih .
" Antara kita dah tak ada apa-apa hubungan lagi . Nial akan meninggalkan Emel dan berkahwin dengan perempuan lain . Semuanya sudah jelas ! " Emelda terus berlari dengan bercucuran air mata meninggalkan danial . Danial berasa sangat bersalah dan sedih . Dia mengimbas kembali memori bersama Emelda . Mereka selalu belajar bersama-sma , bergurau senda dan meluahkan perasaan di bawah pohon yang redup itu . Ketika itu , Danial tidak berganjak dari pohon itu dengan berlinangan air mata .
Sepanjang berjalan , mata yang berwarna coklat dan cantik itu tidak henti-henti mengeluarkan air mata . Setibanya di hadapan rumah , emelda mengesat air matanya lalu membuka pintu pagar dan terus masuk ke dalam rumah .
" Assalamualaikum , Alif , mama mana ? "
" Waalaikumussalam , mama kat dapur tengah masak untuk makan malam "
" Mama ! " Emelda berlari lalu memeluk ibunya .
" emel ? kenapa dengan emel ? emel menangis ? "
" hmm . . . . tak adelah mama , tadi mata emel masuk habuk je "
tetapi puan Zalida sudah masak benar dengar perangai anaknya ini .
" Yekee ? cerita la kat mama , apa dah jadi dengan anak mama ni ? " lunak suara puan zalida membuatkan emelda bercerita kejadian sebenarnya . puan zalida lah tempat emelda mengadu apa jua masalh , kesedihan dan kegembiraannya sementara ayahnya sudah meninggal dunia .
Setelah kejadian itu , emelda bangkit untuk pergi ke kerja . dia pergi ke kerja hanya untuk memberikan surat berhenti kerja . dia tidak mahu bekerja di situ lagi kerana berhampiran dengan pejabat Danial Adam . dia ingin menjauhkan diri daripada Danial . Benar-benar rasa kecewa .
" Emel ? Wey lame tak nampak kau , kau pegi mana selama ni ? " tanya Suzila rakan sekerjanya .
" Tak ade pegi mana-mana pun . Saja ambil cuti . Wey , kau tolang berikan surat perletakan jawatan ni kepada Encik Halim ya ? "
" Hah ? Laa . . Kenapa kau nak berhenti ? Sekarang ni susah tau nak cari kerja kat luar sana " terkajut Suzila bila mendapat tahu Emelda ingin berhenti kerja .
" Hmm . . Tak apelah kalau ada rezeki dapatlah kerja yang lain pulak "
" Ikut suka kau lah Emelda " lembut sahaja suara Suzila .
" Okay . K lah aku pergi dulu , Assalamualaikum "
" Eh , tunggu kejap "
" Ade ape lagi ? " tanya Emelda .
" Kau dengan Danial sekarang macam mana ? "
" Macam mana apa ? Macam biasa lah aku dah tak ada hubungan dengan dia lagi "
" Kau kena lupakan Daanial , Emel ! "
Emelda terus berlalu pergi . Dalam diam , ketika itu Datin Sufiah bertemu Emelda dan menyuruh Emelda menjauhkan diri dan melupakan Danial . Walaubagaimanapun , dia berasa sangat perit .
Jam sudah menunjukkan pukul 10.oo pagi . Dia meninggalkan tempat kerjanya lalu menahan teksi yang lalu di situ . Beberapa minit kemudian telefon bimbitnya berdering . Segera Emelda menjawab panggilan itu .
" Hello Emel , jom teman aku pergi shopping ? " kata Anisa kawan rapat Emelda .
" Okay , nanti aku tunggu kau di pejabat "
Setelah sampai di pejabat Anisa , dia berlari-lari anak ke lif . Tanpa memandang hadapan dia terlanggar seorang lelaki .
" Aduh , maaf saya tergesa-gesa tadi " kata Emelda kepada lelaki yang kacak dan putih itu .
" Tak apa , tak apa . Saya pun hendak bergegas tadi , awak tak apa-apa ? " tanya lelaki itu yang sedang memandang wajah polos Emelda .
" Saya okay . Maaf sekali lagi . Sya pergi dulu " kata Emelda .
" Saya Ezlan , awak ? "
" Emelda " dia menjawab lalu berlari ke arah lif . Ezlan amat terpegun dengan kejelitaan Emelda . Sesiapa pun yang memandang Emelda pasti terpesona dengan rupa parasnya yang cantik dan menawan itu . Sebab itulah Danial Adam terpikat dengannya . Tetapi itu hanya seketika dahulu . Cinta mereka putus di tengah jalan .
" Eh , dah pukul 5.30 . Tapi tak ada bas pun yang berhenti kat sini " rungut Anisa .
" Seejap lagi adalah bas yang berhenti . . . " penat mereka tunggu di perhentian bas itu . Kelihatan sebuah kereta Mercedes yang berwarna putih lalu di hadapan mereka . Mereka kenal dengan pemilik kereta berkenaan . Ternyata kereta itu kepunyaan seorang lelaki yang bernama Danial Adam . Emelda hanya diam membisu . Kemudian , kereta tadi berundur ke belakang balik . Ketika itu Emelda sudah berasa cemas tetapi dia hanya mempedulikan kereta itu .
" Assalamualaikum " Danial menyapa Emelda . Emelda berdiam diri .
" Emel , janganlah macam ni . Jom Danial hantarkan balik . Anisa , mari masuk dulu " Danial mempelawa Anisa .
" Tapi Emel macam mana ? "
" Dia biar aku yang selesaikan "
" Emel , tolong dengar cakap saya , saya cintakan awak awak . Bukan ni yang saya nak . Saya tak pernah mencintai Zulaikha atau sesiapa selain awak "
Bergenang air mata Emelda di saat itu .
" Emel ! Emel ! Tolong jangan buat saya macam ni "
Tanpa mempedulikan Danial , Emelda terus menahan teksi dan menarik Anisa keluar dari kereta pemuda itu .
" Emel , kenapa buat Danial macam tu ? Dia tak bersalah " Anisa mempertahankan perbuatan Danial .
" Ada eloknya aku buat begitu kepadanya " Emelda masih mencintai Danial tetapi egonya terlalu tinggi . Kadang-kadang dia juga berasa bersalah kerana bertidak melulu . Anisa hanya mampu mendengar kata-kata yang keluar daripada mulut kawannya . Arif pula hanya terpaku di situ .
Emelda tampak anggun dengan baju kebaya yang bewarna hijau muda dan disulami bunga itu . Rambutnya disisir rapi . Baju itu adalah hadiah pemberian mamanya ketika hari lahirnya . Emelda berjalan ke kaunter pertanyaan di situ .
" Assalamualaikum , saya Emelda . . . "
" Cik Nurul Emelda ? " potong pengurus kaunter itu .
" Ya , saya . . . "
" Ohh okay . Encik Lan sudah menunggu di dalam biliknya "
" Syazana , tolong tunjukkan bilik Encil Lan kepada Cik Nurul Emelda " minta Azim .
" Okay . Mari cik Emelda " Emelda mengetuk pintu .
" Ya , silakan masuk " Kelihatan seorang lelaki yang tinggi lampai duduk di hadapan meja itu .
" Nurul Emelda Hanafi " lelaki itu memandang Emelda .
" Sya rasa macam pernah jumpa awak . . Awak ingat lagi awak pernah langgar saya ? "
" Ohh . . Ingat . Awak Ezlan ? "
" Haa . . . Ya . . saya . Awak hendak bekerja disini ya ? " Ezlan bertanya dengan lembut .
" Ya . . . Saya bru berhenti kerja diatas sebab-sebab yang tertentu " Emelda memandang dengan penuh berminat .
" Ohh , sebelum ni awak bekerja di mana ? "
" Err . . . Sebelum ni saya bekerja dengan Syarikat Permata Holdings " jawab Emelda .
" Ohh , bole saya tahu kenapa awak berhenti kerja ? " tanya Ezlan .
" Hmmm . . . . " Emelda menunduk .
" Tak apelah cik Emelda mungkin awak tidak bersedia nak beritahu . Tetapi awak telah diterima bekerja disini "
" Hah ? Betul ke ? Terima kasih banyak Encik Ezlan " kata Emelda separuh menjerit kerana terlalu gembira .
Bersambungg . . . .